Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Download Ebook Novel My Favorite Person - Neng Utie

Sita bahkan hapal kebiasaan apa saja yang akan dilakukan Ardi begitu datang di sekolah. Dia menaruh tas, mengeluarkan buku, menumpuk rapi buku yang akan dipakai sesuai jam mata pelajaran, kemudian dimasukkan ke kolong meja. Biasanya ia akan mengelap kacamatanya terlebih dulu, sesudah itu membaca buku apa pun yang ia pinjam sebelumnya di perpustakaan. Ardi tak punya genre buku favorit. Semua jenis buku pelajaran, siap 

dibacanya hingga habis. Tak heran bila ia sangat pintar. 

Sita yakni fans-nya. Fans berat, team hore-hore, you name it! Karena bagi Sita, jadi secret admirer Itu sudah terlalu mainstream. Mending terang-terangan saja. Kalau ditolak, sakit hatinya di awal, bukan di akhir. Jadi, istilah menyesal selalu di akhir, kalau di awal namanya pendaftaran, tak berlaku lagi. Duh, Inl apa, sih? 

Pertama kali Sita kenal Ardi tentu ketika MOS. Tidak. Tidak ada adegan telat, kemudian dieksekusi bareng. Cuma sekadar diminta baris, kemudian kebetulan yang ada di belakang Sita, ya Ardi. 

Tahu adegan kartun yang ada mata bling-blingnya? Sepertinya mata Sita berubah menyerupai itu ketika ia menoleh ke belakang. 

Alamak! Anak siapa inf? pikirnya ketika itu. 

Walaupun rambutnya cepak hemat khas anak baru, tetap saja kecenya ngalahin abang ketua OSIS berambut Iebat nan rapi, yang tadinya Sita gebet di awal masuk sekolah. 
Leher Sita jadi agak kaku alasannya yakni kebanyakan menoleh ke 

arah Ardi. Dari pembawaannya, Sita tahu, Ardi niscaya pendiam. 



Sumber https://matakt.blogspot.com/